Ad Code

Habis Sumiarsih, Terbitlah Ryan!


BELUM lekang dari ingatan kita berita tentang eksekusi mati terhadap ”srikandi” dari Jombang, Sumiarsih, yang menjagal satu keluarga Letkol Marsekal Purwanto di Malang, pada 1988 lalu, kini lebih dari 2 pekan kita dihebohkan lagi dengan berita serupa, yang lagi-lagi sang penjagal ini juga dari Jombang. Habis Sumiarsih, Terbitlah Ryan! Mungkin ini kalimat yang pas untuk mengungkapkannya.

Ryan, begitulah nama panggilan yang saat ini lagi tenar masuk TV dan menghiasi berbagai media cetak. Bahkan, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, Wikipedia, yang sempat saya lirik tanggal 25 Juli lalu, langsung cepat-tanggap meng-update isinya dengan memasukkan Sumiarsih (Kasus Pembunuhan Terencana dieksekusi Mati Juli 2008) dan Ryan (Pembunuh Berantai) dalam sunting Tokoh Kriminal Terkenal dari Jombang.

Siapa sangka, Ryan, yang kata banyak orang wajahnya kalem, ganteng, atletis sekaligus kemayu, lembeng dan cemolek ini tega melakukan pembunuhan hingga sampai saya memposting tulisan ini korbannya ”baru” mencapai 11 orang. Bahkan, korban terakhirnya sempat dicacah berbelah-belah (mutilasi) hingga bisa dimasukkan ke dalam tas koper. Sementara korban yang lain ditemukan terkubur di pekarangan rumahnya di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Tembelang, Jombang.

”Rumah kamu dekat dengan Ryan ya? Apa kamu mengenal dia? Atau memang dia temanmu?”

Begitulah inti dari SMS yang sering saya terima dari kawan-kawan yang bertebaran di beberapa kota akhir-akhir ini. Begitu juga kawan-kawan dan orang-orang di sekitar saya (Flores, NTT) saat ini, mereka selalu menanyakan hal-hal seperti itu. Ryan Jombang, Ryan Jombang, dan Ryan Jombang! Seolah-olah Jombang itu identik dengan Ryan saja. Padahal, meskipun wilayahnya tak terlalu luas, jumlah penduduk Jombang hampir 1,4 juta jiwa dengan karakter manusianya yang multi kompleks.

Bisa saja karakter orang Jombang itu sebanyak jumlah jiwa yang berdiam di wilayahnya. Entah itu karakter seperti Gus Dur, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Cak Nun, Nurcholis Madjid, Gombloh atau bahkan karakter seperti Asmuni Srimulat, Cak Durasim, Markeso dan Suro ”Harnoko” yang nyaris sempurna cengengesan memparodikan tokoh mantan Menteri Penerangan Harmoko di Negeri Impian-nya TV One, atau memungkinkan juga muncul karakter ramah dan tegar seperti Cak Bancik, penjual nasi goreng di Kebonrojo yang saya kenal, dan Mbok Temu penjual nasi kikil di perempatan barat stasiun, tempat andok di zaman baheula.

Kembali ke soal Ryan. Siapa sih Ryan? Sebelum ada berita pembunuhan berantai ini, saya tak mengenalnya. Pun demikian, meskipun sama-sama nJombang, jarak geografis antar kampung kami sekitar 40 kilometer. Kampung dia sekitar 5 km di utara Kota Jombang, sedangkan kampung saya 35 km tenggara Kota Jombang. Namun demikian, setidaknya ada 2 teman sekelas SLTA saya, ketika SLTP satu sekolah dengan Ryan. Dan kemarin pada hari minggu (03/08) kawan saya di Jombang yang orang tuanya sebagai pengelola SMA Avicena, sekaligus pengelola Pondok Pesantren Ibnu Sina, di Jalan Soekarno-Hatta, dekat Bulog Mojongapit Jombang, membenarkan kalau Ryan dulu juga pernah tercatat sebagai siswa di sekolah ini.

Kenapa Ryan tega membantai sesama hingga korbannya mencapai belasan? Nah, ini yang saya juga tidak tahu. Lha wong saya sekarang tidak tinggal di Jombang, 2-3 bulan sekali mudik ke Jombang, tahunya hanya dari kawan-kawan di Jombang yang sering SMS atau telepon, dari berita di koran-koran online dan tentu saja dari berita-berita yang selama lebih dari dua pekan ini ditayangkan televisi.

Anehnya, seperti dilansir berbagai media, sebelum kasus ini terbongkar, masyarakat sekitar tidak menaruh kecurigaan, bahkan keluarganya sendiri pun sampai saat ini mengaku tidak tahu dengan apa yang telah dilakukan Ryan. Gejala apa pula ini? Apa memang ”pekerjaan” Ryan sangat rapi? Atau memang telah terjadi kerenggangan kohesivitas kehidupan sosial masyarakat kita akibat berbagai tekanan hidup yang berat dan bertubi-tubi ini sehingga sikap individual lebih dominan? Entahlah.

Namun begitu, saya kira setidaknya ada 4 pihak yang paling tahu dengan apa yang telah dilakukan oleh Ryan ini. Pertama tentu saja adalah Tuhan Sang Penguasa Jagat, kedua, Ryan sendiri Sang Penjagal dari Jombang, ketiga yaitu orang lain yang diberi tahu Ryan, dan keempat adalah jin, setan, malaikat atau apapun yang memungkinkan mengendap-ngendap ngintip ketika Ryan melakukan pembantaian atau setidaknya nguping ”pembicaraan” Ryan!

Terlepas dari apa yang memotivasi Ryan menjadi penjagal manusia, yang jelas tindakannya itu sangat sadis, tak kalah sadisnya dengan tindakan para pengemplang BLBI dan atau para koruptor negeri ini yang ”menjagal” dan ”memutilasi” harta dan kekayaan negara kemudian ”menguburkan” dalam perutnya sendiri ataupun perut anak-istrinya. Dan, bisa jadi apa yang dilakukan oleh Ryan ini terinspirasi oleh perilaku mereka-mereka ini, atau bahkan perilaku kita yang terkadang tak peduli-an ini.

Yang pasti, perilaku atau karakter membunuh seperti Sumiarsih atau Ryan bisa saja muncul, dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja, tua-muda, baik laki-laki, wanita, wanita yang gagah, ataupun laki-laki yang kemayu. Tidak hanya terjadi di Jombang, Malang atau Depok, tapi bisa terjadi di belahan bumi manapun selama masih ada manusia. Begitu juga, tidak hanya terjadi di zaman ini, sejak zaman Nabi Adam pun perilaku atau karakter membunuh telah dicontohkan. Bahkan, bisa jadi karakter Ryan ini tanpa kita sadari juga ngendon dalam diri kita. Wallahualam!

 
Maumere, Flores, 3 Agustus 2008

Posting Komentar

11 Komentar

  1. wah gantinya srikandi sumiarsih...ada sang arjuna ryan nih....

    BalasHapus
  2. Habis Sumiarsih, Terbitlah Ryan!tengah2nya ada Rio Martil jangan lupa bro.....

    BalasHapus
  3. Ternyata berita Ryan sering diliput berbagai macam stasiun TV ya Kang??? Maklum cuman tau dari baca koran & internet... :D

    BalasHapus
  4. dahulu kalaaa, Sumiarsih belanja di toko kami. borong lemari, ranjang, kasur dan lain-lain. bayar cuman setengah dan janjinya mo bayar minggu depan. eh, 2 hari setelah itu, Sumiarsih ditangkap polisi dan gak pernah balik sampai di eksekusi. hutangnya? melayang entah kemana. hehehehehe.....

    aku gak kenal Ryan, tapi beberapa pegawai toko kami sempat mengenalnya. bahkan Nani dan anaknya, yang menjadi korban Ryan, menurut pegawai toko kami, merupakan pelanggan setia yang selalu berbelanja di toko kami. ada satu lagi pria yang sering "maen" ke toko kami, dikabarkan hilang sejak desember tahun lalu, di duga menjadi korban Ryan juga. hhmm.....
    selebihnya, gak tau lagi soal Ryan.

    tapi yang pasti, Ryan tuh bikin malu aja!

    BalasHapus
  5. sebagai warga jombang, saya sangat senang juga sekaligus terenyuh ndengar ini, tapi yang jelas, kayaknya kodrat jombang tak berubah sejak dari dulu, ijo; dengan gusdur dan ulama' lain juga abang; diwakili sumiarsih dan rekan.

    Viva jombang

    BalasHapus
  6. mas ternyata, yang satu hilang malah ada yang muncul lagi dan bisa juga setelah ryan bakal muncul lagi yang baru.. kayk mas sang pencangkul sejati... heheh,,,(bercanda mas)..

    BalasHapus
  7. sewaktu kasus ini mencuat, aku juga sering ditanya, rumahnya dengan Ryan jauh ga, Mas? Aku jawab ya dekatlah. Demikian pula saat Ponari menjadi terkenal, aku juga sering ditanya rumahnya dekat dengan Ponari? Aku jawab, dekat banget, hanya jarak beberapa desa.

    BalasHapus
  8. baca nama ryan tuh inget tukang jagal, serem banget masak orang di gituin gag punya perasaan yaa, semoga di beri hidayah biar tobat, amien :D

    BalasHapus
  9. alhamdulillah, gara gara Ryan jombang semakin terkenal ya mas jun ^^

    BalasHapus
  10. semoga berita2 kriminal yg ditayangkan di tv tidak membuat masyarakat mjd familiar dgn tindakan kekerasan sbg penyelesaian masalah.

    BalasHapus

Thanks for your visiting and comments!

Ad Code