Ad Code

Jombang (Bukan) Kota Beriman?


SERINGKALI dalam obrolsn atau cangkrukan di pinggir sawah atau ladang, terlontar pertanyaan seperti ini: “Dimana sih letak keberimanan Jombang sesungguhnya, mosok tiap hari disuguhi berita elek-elek dan terutama berita mesum-mesum”. Pertanyaan “sensitif” yang seringkali susah-susah gampang untuk menjawabnya.

Kalau indikator keberimanan Jombang itu dilihat dari jumlah pesantrennya, Jombang mungkin kota yang paling beriman sedunia. Namun, kalau keberimanan itu ukurannya perilaku masyarakatnya atau pun perilaku elit penguasanya, sekali lagi susah-susah gampang untuk menjawabnya. Setiap kita pastinya punya “takaran” sendiri untuk menentukan keberimanan dengan melihat indikator perilaku. Sedangkan kalau ukurannya yang mesum-mesum, kita bisa mencermati sendiri berita-berita di media massa lokal, atau seacrh engine dengan kata-kata kunci seperti “Pasangan mesum di Jombang”, “Hotel mesum di Jombang”, dan “Video mesum pelajar sekolah anu”, dan sebagainya. Kita pasti akan tercengang dengan hasil temuannya. Seperti berita beberapa waktu yang lalu, seorang kepala desa yang ketahuan berselingkuh dengan salah satu warganya, puluhan warga Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, berdemo ke kantor desa setempat, Kamis (18/2). Mereka bermaksud menuntut mundur kades setempat, Hutomo. Tapi karena tidak di tempat, warga melampiaskan kekesalan dengan menyegel kantor desa [Surya, 19/2/2010].

Kemudian pada hari senin [2/11/2009], sepasang kekasih digerebek petugas kebersihan rekreasi pemandian Tirta Wisata Jombang. Keduanya tertangkap basah berbuat mesum di salah satu kamar mandi tempat wisata tersebut [www.beritajatim.com]. Ada lagi berita yang tak kalah heboh, seorang wanita asal Desa Godong Kecamatan Gudo, Jombang, berpredikat haji tetapi tidak mencerminkan predikat tersebut. Bu haji yang bernama Lilik (40) ini, digeregek oleh warga saat asyik indehoi dengan Sudaryanto (45), pria asal Kamal, Bangkalan [beritajatim.com, 20/12/2009]. Entah apa yang menjadi motivasi pasangan ini, mungkin bagi lelakinya, motivasinya tak bisa naik haji, naik bu haji pun jadi :) 

Ada lagi berita, setelah menyisir seluruh hotel di Jombang, akhirnya Polres Jombang berhasil mengamankan 17 pasangan mesum. Mereka ditangkap dari Hotel Netral dan Hotel Sumber Rejeki. Dari Hotel Netral di Jalan RE Martadinata, korps berseragam coklat ini mengamankan 9 pasangan. Sedangkan di Hotel Sumber Rejeki petugas menangkap 8 pasangan [www.poskota.co.id, 16/1/2010]. 

Yang sangat memilukan, awal bulan mei ini, tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polres Jombang menangkap 6 pasangan mesum yang sedang asyik bercinta di hotel. Selain itu petugas juga menemukan satu pak kondom merk terkenal. Selanjutnya, enam pasangan kumpul kebo itu dibawa ke Mapolres setempat untuk pemeriksaan. Razia yang dilakukan oleh tim gabungan tersebut untuk mencegah terjadinya pesta seks pelajar usai kelulusan. Hotel yang dijadikan sasaran petugas adalah hotel melati yang ada di Jalan Panglima Sudirman. Begitu datang di lokasi, puluhan petugas itu langsung menyebar. Setiap kamar yang pintunya terkunci rapat langsung digedor [www.beritajatim.com, 3/5/2010]. 

Itu hanya beberapa berita “kuning” yang sempat saya perhatikan, masih banyak lagi berita-berita yang lebih heboh semacam video porno yang “bintang film”-nya masih berstatus pelajar, belum lagi kejadian “jumat mesra” yang seringkali menjadi momentum spesial bagi pelaku di kota yang juga berjuluk kota santri ini. Namun, kalau kita tak mau repot dengan search engine dan membanca berita-berita di media, kita bisa menyaksikan ”pemandangan lain” yang tak kalah serunya. Tengok saja Alun-alun Jombang, tak perlu malam hari, di siang bolong pun kita akan mudah mendapatkan pemandangan lain itu. Di sudut-sudut dan tepi alun-alun kita menjumpai pasangan muda-mudi, baik yang berseragam sekolah, yang tak berseragam sekolah maupun kombinasi keduanya, memadu kasih dengan leluasanya. Tak peduli suasana alun-alun sedang ramai atau bahkan di dekat mobile toilet alias ponten yang disediakan pemda menjadi tempat yang mengasyikan bagi kalangan muda-mudi. 

Selain Alun-alun, Taman Kebonrojo adalah area strategis yang seringkali digunakan pasangan muda-mudi rayu-rayuan dan memadu nafsu. Padahal, area ini peruntukannya hanya untuk taman bermain anak-anak, olah raga tenis lapangan dan olah rasa (tempat penjual makanan), bukan olah rasa “yang lain”.

Jadi, dimanakah letak keberimanan Jombang yang selama ini gencar didengung-dengungkan dan kita prasastikan menjadi icon Jombang? Entahlah! Namun, kita patut mencurigai, jangan-jangan keberimanan yang menjadi slogan Jombang selama ini lebih kita fahami pada makna fisikalnya saja. Beriman atau bersih indah nyaman, lebih dikaitkan dengan hal-hal fisik saja seperti jumat bersih, piala adipura, tak ada sampah berceceran di jalan-jalan protokol (di jalan-jalan sepi berceceran tidak apa-apa asal tidak terlihat atau dilewati para pejabat atau tim penilai adipura!), apalagi sampah berceceran di halaman kantor bupati atau dewan perwakilan rakyat daerah yang katanya kumpulan orang-orang terhormat. Mudah-mudahan kecurigaan kita ini salah. Wallahualambishowab!

Posting Komentar

9 Komentar

  1. Kalo menurut aku dilihat dari segi perilaku masyarakatnya jombang masih beriman kok mas, kenapa aku mengatakan begitu? pertama yang ketangkep dihotel jombang itu rata-rata orang luar kota, kedua dalam suatu masyarakat pastilah ada perilaku yang menyimpang kalo dalam penelitan itu biasanya disebut eror tapi sepanjang eror/kesalahan masih dalam batas yang bisa ditoleransi (alfa 5%) maka tidak bisa kita mengatakan bahwa hasil penelitian itu salah atau dengan kata lain kita tidak boleh mengatakan bahwa jombang itu tidak beriman hanya karena beberapa kasus tadi. Untuk membuktikannya kita ukur aja misal kita ambil sampel hari jum'at, kita bandingkan berapa jumlah penduduk jombang yang sholat jum'at dimasjid dan berapa masyarakat jombang yang asik indehoi di hotel n pacaran dialun-alun kalo jumlah yang berbuat mesum kurang dari 5 % maka hipotesis bahwa masyarakat jombang tidak beriman itu ditolak dan saya yakin hasilnya adalah masyarakat jombang itu masih beriman (hehehe.... metodologi banget sih!)
    sory ya kalo komennya kurang berkenan... pisss!

    BalasHapus
  2. wah, postingan yang bagus, mengandung kritik terhadap masyarakat..

    numpang nyimak aja.. maklum dah lama gak pulang jombang..

    BalasHapus
  3. isi blognya sangat bagus dan bisa dibuat renungan....

    BalasHapus
  4. Kalau BERIMAN-nya adalah akronim dari Bersih, Indah dan Nyaman sih oke-oke saja. Masih bersih, masih indah dan masih nyaman... :)

    BalasHapus
  5. tulisan yang bagus.. menurut saya yang menjadikan jombang sendiri semakin terkenal (berita mesumnya) adalah pesatnya perkembangan informasi sendiri. dari dulu juga banyak kasus seperti itu. bahkan mungkin lebih parah. Yah, semoga saja masyarakat jombang lebih beriman. tidak hanya beriman (bersih, indah, nyaman) dalam prestasi adipura. tapi beriman secara akhlaq dan perilaku.
    keep posting mas.. :)

    BalasHapus
  6. jombang oh jombang...

    aku bahkan gak tau lho nek di alun-alun sekarang jadi tempat buat pacaran...

    BalasHapus
  7. aku lahir di jombang lhoo Om...
    23 maret 2010

    BalasHapus
  8. Salut buat mas jun, saya ingin sekali belajar ngeblog dengan mas. Bahasa yang anda pilih sangat bagus, sangat menarik yang pasti. Salut...

    BalasHapus

Thanks for your visiting and comments!

Ad Code