Ad Code

Kalau Memang Tak Rindu, Jangan Merindukan Blogger Jaman Dulu

BLOGGER adalah seseorang yang menulis di blog atau web pribadi mereka, dengan tujuan yang beragam mulai dari berbagi informasi, pengalaman, curahan hati, sampai mengekspresikan ide atau gagasan mereka tentang topik tertentu. Sebagai penulis blog, blogger memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas, membuat konten sesuai minatnya, dan memilih topik yang ingin mereka tulis, termasuk mengatur tampilan web mereka.

Blogger bisa menulis tentang berbagai topik, mulai dari gaya hidup, teknologi, kecantikan, kesehatan, kuliner, hingga politik dan berita terbaru. Beberapa blogger bahkan memutuskan untuk memonetisasi blog mereka dengan cara menampilkan iklan atau bekerja sama dengan merek tertentu untuk endorse atau mereview produk.

Pada 10 atau 20-an tahun yang lalu, menurut saya dalam dunia digital, blogger memiliki peran penting dalam membagikan informasi dan opini mereka dengan pembaca. Blogger dapat memengaruhi pembaca dengan sudut pandang mereka tentang suatu topik, membuat konten yang menghibur, atau memberikan pengetahuan yang bermanfaat bahkan juga memprovokasi. Kita bisa melihat fenomena itu terutama pada seputaran gelaran pemilu 2009 atau 2014. 

Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, blogger terkini juga memperluas jangkauan dan pengaruh mereka melalui platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Tak sedikit teman-teman saya yang mulai ekspansi menggunakan semua platform itu atau bahkan ada yang pindah “ke lain hati”, sudah tak ngeblog lagi.

Kemunculan Blogger

Blogger pertama kali muncul pada 1994 ketika Justin Hall, seorang mahasiswa di Swarthmore College di Pennsylvania, mulai menulis secara teratur di situs web pribadinya yang disebut "Links.net". Namun, istilah "blog" baru muncul pada 1997 ketika Jorn Barger menciptakan istilah "weblog" untuk menggambarkan situs web yang berfungsi sebagai jurnal online yang berisi tautan ke halaman web lain.

Pada 1999, Pyra Labs meluncurkan layanan blogging gratis pertama yang disebut "Blogger". Blogger memungkinkan pengguna untuk membuat dan mempublikasikan blog secara mudah tanpa perlu memiliki pengetahuan teknis yang mendalam. Blogger menjadi sangat populer dan membuka pintu bagi banyak orang untuk memulai menulis blog dan membagikan ide, pengalaman, dan opini mereka dengan dunia secara online.

Sejak itu, blog dan blogger telah menjadi semakin populer dan terus berkembang hingga saat ini. Saya sendiri baru mengenal blog pada awal 2004 ketika tinggal di Bogor. Akhir 2005 lanjutkan ngeblog ketika sudah balik kampung di Jombang. Sampai pada awal 2007 saya lupa password untuk login ke blog saya, akhirnya pada 2007 itu saya buat blog baru lagi dengan domain pencangkul dan masih tetap gratisan karena mengekor pada blogspot. Domain ini masih saya pakai sampai saat ini dan sudah tidak gratisan lagi. Sebagian tulisan yang masih ada saya posting ulang di blog baru. Tak ada tujuan yang spesifik waktu membuat blog itu. Hanya sekadar curhatan sebagaimana jaman sebelumnya menulis di buku harian meskipun menulisnya tidak setiap hari. Berikutnya sekadar untuk mencatat dan melepas penat disela-sela mencangkul seperti yang tertera di sini

Jangan dibayangkan nge-blogging jaman dulu seperti saat ini, terutama fasilitas dan sarana internetnya. Jaman itu saya masih menggunakan komputer desktop untuk menulis. Begitu selesai menulis (di kamar kost) tidak bisa langsung di upload namun disimpan dulu ke dalam kepingan disket. Kok disket? Ya, waktu itu saya belum punya flashdisk, karena harga flaskdisk ukuran 256 MB, sekali lagi ukurannya 256 MB atau hanya ¼ GB, waktu itu masih mahal dan jarang. Pada 2003 harganya sekitar Rp. 800.000,-, dan baru di akhir 2004 harganya sudah mulai turun pada kisaran 300.000,-. Setelah berpindah ke disket baru memposting ketika online di warnet (2 ribu per jam) atau internet perpustakaan di kampus dengan memakai voucher seharga Rp. 1.000 per jam. Sekarang apakah masih ada warnet?

Rindu Blogger Jaman Dulu?

Beberapa waktu lalu sebelum pandemi, banyak teman-teman blogger yang membuat tulisan tentang kerinduannya pada blogger jaman dulu, blogger yang muncul di akhir 90-an atau awal 2000-an. Tentu saja, merindukan blogger jaman dulu adalah hal yang wajar. Mengapa? Tentu banyak alasan yang mereka ungkapkan. Namun yang pasti, blogger jaman dulu memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, bukan saja template klasiknya yang nggak estetik blas tapi unik dan simpel itu, tapi mereka lebih fokus pada kontennya. 

Tulisan jaman itu yang saya rasa lebih seperti tulisan di buku harian. Mereka menulis blog tidak saja untuk berbagi ide, opini, dan informasi tetapi juga ada semacam curhatan dan pengalaman yang sifatnya personal. Mereka menulis dari sudut pandang pribadi dan berbagi pengalaman yang mereka alami sendiri, sehingga konten mereka terasa lebih otentik dan organik, sehingga blog menjadi sarana yang lebih otentik dan memiliki daya tarik tersendiri.

Selain itu, blogger jaman dulu juga tak terlalu banyak menerima tawaran endorse atau tulisan yang mengandung iklan, sehingga pembaca dapat membaca konten dengan lebih nyaman dan tidak terganggu oleh iklan yang berlebihan. Blogger jaman dulu juga lebih interaktif dengan pembaca. Mereka mengajak pembaca untuk berpartisipasi dalam diskusi dan memberikan komentar pada konten yang telah mereka tulis, baik pada kolom komentar artikel maupun pada shoutmix yang biasanya terpasang di bagian sidebar web-nya yang kebanyakan menggunakan template klasik. Itu makanya jaman dahulu ada istilah blogwalking untuk menjalin silahturahim maupun untuk menunjukkan jejak kunjungan di blog-blog lain. 

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan tren di media sosial, konten yang dihasilkan di blog juga semakin profesional, dengan kecenderungan untuk memonetisasi blog atau mempromosikan bergaman produk atau pun jasa dan layanan. Ada juga penggunaan strategi Search Engine Optimization atau SEO dan pemasaran konten yang lebih intens, masif dan agresif, sehingga beberapa orang merasa bahwa blog menjadi kurang otentik dan lebih fokus pada keuntungan bisnis semata. Syah-syah saja sih sebenarnya, karena itu hak semua orang, dan tak perlu pakai "tapi-tapian".

Meskipun demikian, saat ini masih ada juga blogger yang tetap mempertahankan gaya penulisan dan konten yang lebih personal dan otentik di blog mereka. Dan seiring dengan perubahan zaman, blogger tetap menjadi sumber informasi dan hiburan yang penting bagi banyak orang, dan dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan tren dan teknologi yang baru, meskipun saat ini keberadannya mulai tersisih dan tergerus dengan kehadiran platform-platform digital lainnya. Ada yang masih merindukan blogger jaman dulu? Kalau memang tak rindu, jangan merindukan blogger jaman dulu! [Sumber gambar: pixabay.com] 

Wonosalam, 14 Maret 2023

Posting Komentar

1 Komentar

Thanks for your visiting and comments!

Ad Code