Ad Code

Perilaku Konsumen Pendekatan Kurva Indiferen


DALAM teori ekonomi untuk menganalisis perilaku konsumen salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan pendekatan kurva indiferen atau pendekatan ordinal. Pendekatan kurva indiferen ini berdasarkan asumsi bahwa konsumen memiliki preferensi tertentu terhadap berbagai kombinasi barang dan jasa yang dikonsumsinya.

Dengan pendekatan kurva indiferen dapat divisualisasikan berbagai kombinasi barang atau jasa yang memberikan tingkat utilitas atau kepuasan yang sama bagi konsumen. Ada asumsi yang berlaku yaitu konsumen memiliki preferensi yang konsisten, artinya konsumen cenderung menyukai yang banyak dari pada yang sedikit.

Ada beberapa prinsip dasar dalam pendekatan kurva indiferen yang harus dipahami: Pertama, kurva indiferen. Ini adalah garis yang menghubungkan semua kombinasi barang atau jasa yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Dalam grafik dua dimensi, kurva indiferen memiliki bentuk yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. 

Kedua, preferensi transitif. Konsumen dianggap memiliki preferensi yang transitif, yang berarti jika mereka lebih suka kombinasi A daripada B, dan B daripada C, maka mereka juga akan lebih suka A daripada C.

Ketiga, marginal rate substitution (MRS).  MRS menggambarkan seberapa banyak jumlah suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan satu unit tambahan barang lainnya. MRS cenderung menurun seiring dengan peningkatan konsumsi suatu barang, hal ini menunjukkan adanya tingkat kepuasan tambahan yang semakin berkurang.

Keempat, garis anggaran. Garis anggaran mencerminkan semua kombinasi barang yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan dan harga yang ada. Garis anggaran digambarkan dalam bentuk garis lurus dalam grafik dua dimensi, dengan sumbu x mewakili jumlah barang X dan sumbu y mewakili jumlah barang Y.

Kurva Indiferen

Selain prinsip dasar tersebut, juga ada ciri-ciri kurva indiferen yang tak boleh diabaikan, meliputi: Pertama, kurva indiferen tidak saling berpotongan. Ini menggambarkan bahwa adanya tingkat kepuasan yang berbeda bagi setiap konsumen. Kurva indiferen yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.

Kedua, berbentuk cembung atau convex dan miring dari kira atas ke kanan bawah dan mengarah ke sumbu asal atau titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki tingkat utilitas tambahan yang berkurang secara marjinal seiring dengan meningkatnya konsumsi suatu barang. Dengan kata lain, mereka cenderung lebih menyukai variasi dan keberagaman dalam konsumsi.

Ketiga, perubahan gradien atau kemiringan. Gradien kurva indiferen mencerminkan tingkat pengorbanan atau trade-off yang dilakukan oleh konsumen dalam hal mengganti konsumsi satu barang dengan barang lainnya. Semakin besar gradiennya, semakin besar tingkat pengorbanan yang diperlukan untuk beralih dari satu barang ke barang lainnya.

Keempat, isotropi. Artinya tidak ada arah khusus yang memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada arah lainnya. Dengan kata lain, konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap kombinasi barang yang ditempatkan dalam posisi yang berbeda di kurva indiferen.

Kelima, berada pada sepanjang kurva. Kurva indiferen tidak berubah jika digeser secara paralel. Artinya jika mengubah tingkat utilitas atau kepuasan absolut tidak mempengaruhi bentuk atau posisi relatif kurva indiferen.

Dalam aplikasinya, analisis kurva indiferen dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Dengan memahami preferensi konsumen dan tingkat kepuasan yang mereka dapatkan dari kombinasi produk, perusahaan dapat menentukan harga, promosi, dan pengembangan produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Contoh sederhana yang dapat menggambarkan perilaku konsumen dengan pendekatan kurva indeferen adalah, misalnya seorang anak sekolah yang diberi uang saku sebesar Rp. 20.000 per hari. Dari jumlah uang sakunya ini siswa tersebut akan membelanjakan untuk membeli minuman dan makanan. Nah, diantara makanan dan minuman ini, siswa tersebut bisa saja membelinya secara kombinasi. Bisa lebih banyak makanannya dan jumlah minuman yang lebih sedikit, atau sebaliknya, minumannya lebih banyak dan mengurangi jumlah pembelian makanannya. Lalu mana yang lebih memuaskan? Semua kombinasi tersebut memberi kepuasan yang sama bagi siswa tersebut, selama anggaran yang dimilikinya optimal atau habis digunakan.

Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa pendekatan kurva indiferen merupakan model yang sangat sederhana dan sering kali menyederhanakan kompleksitas dari perilaku konsumen. Dalam dunia nyata perilaku konsumen bisa dipengaruhi oleh banyak faktor non-ekonomi, misalnya preferensi merek, brand, citra perusahaan, faktor psikologis, faktor sosial, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendekatan kurva indiferen harus digunakan sebagai alat bantu dalam memahami perilaku konsumen, tetapi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang relevan.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code