Namun, di balik guncangan ini, kita harus melihatnya sebagai fase transisi yang penuh tantangan. Pasar pada dasarnya adalah soal persepsi. Ketika ada ketidakpastian, investor lebih dulu memilih keluar sebelum melihat bukti nyata. Di titik ini, tugas Menteri Keuangan yang baru sangat berat. Purbaya harus segera menunjukkan komitmen terhadap disiplin fiskal, keberlanjutan APBN, dan arah kebijakan yang tidak menjauh dari jalur yang selama ini membuat kita tetap dipercaya. Tanpa sinyal kuat, pasar akan terus memasang harga risiko lebih tinggi bagi Indonesia, yang pada akhirnya membebani APBN dengan bunga utang lebih besar.
Kita juga tidak boleh lupa bahwa kondisi global pun sedang tidak ramah. Gejolak pasar keuangan, perlambatan ekonomi dunia, serta penguatan dolar AS menambah tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Karena itu, dampak reshuffle ini terasa makin dalam. Meski demikian, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Indonesia punya modal yang cukup kuat. Struktur kepemilikan asing di obligasi pemerintah sudah tidak setinggi dulu, sehingga risiko capital outflow berlebihan lebih terkendali. Ditambah lagi, Bank Indonesia masih punya cadangan amunisi untuk melakukan intervensi.
Yang kita butuhkan sekarang adalah kepemimpinan fiskal yang tegas. Pasar perlu diyakinkan bahwa pemerintah tetap menjaga batas defisit, mengarahkan belanja negara secara produktif, dan tidak tergoda pada ekspansi fiskal yang membahayakan stabilitas. Jika kejelasan arah kebijakan fiskal segera ditunjukkan, guncangan pasar ini akan bersifat sementara. Sebaliknya, jika sinyal yang muncul samar, kita bisa membayar mahal dengan melemahnya kepercayaan investor untuk waktu yang panjang.
Mari kita melihat momentum ini bukan sekadar drama politik, tetapi juga kesempatan membuktikan bahwa visi ekonomi kita lebih besar dari sosok seorang menteri. Sri Mulyani sudah memberi teladan tinggi soal integritas dan kredibilitas. Kini giliran Purbaya untuk membangun reputasi dengan caranya sendiri. Jika mampu menenangkan pasar, menjaga defisit, dan tetap konsisten terhadap prinsip kehati-hatian fiskal, kepercayaan itu akan kembali. Pasar pada akhirnya menghargai konsistensi dan kepastian lebih daripada nama besar.
Reshuffle ini memang mengejutkan, tetapi tidak seharusnya membuat kita pesimis. Kita justru perlu menagih janji keberlanjutan fiskal dari pemerintah baru. Karena pada akhirnya, stabilitas ekonomi bukan hanya soal siapa menteri keuangannya, tetapi soal komitmen kita bersama untuk menjaga kepercayaan, disiplin, dan keberlanjutan pembangunan.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!