![]() |
Sumber: maringartun.blogspot.com |
Itu secara berita terhangatnya. Secara tradisi dan ekonomi, terutama bagi masyarakat desa, sapi sejak dulu telah menjadi semacam bank atau penyimpan kekayaan yang relatif liquid atau lebih mudah untuk diuangkan. Dalam data-data susenas, selama ini secara umum daging sapi masih menjadi primadona kedua masyarakat Indonesia setelah daging dari produk unggas. Tak heran jika hampir semua bagian dari sapi bisa menjadi santapan masyarakat Indonesia, mulai dari lidah sampai buntutnya.
Meskipun demikian, secara rerata tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap komoditas ini masih sangat rendah. Ada memang kelompok masyarakat yang tingkat konsumsinya cukup bahkan melebihi, yang tentu saja jika melebihi bisa berbahaya buat kesehatan, misal memicu kolesterol dan wasir jika tak diimbangi dengan konsumsi makanan berserat semacam buah dan darin (daun rindang) alias sayuran segar.
Sementara untuk kelompok masyarakat pertama yang masih kekurangan, tentu bisa berimbas pada kecukupan energi-proteinnya, dan berikutnya bisa berimbas pada kualitas sumberdaya manusia yang terbentuk. Jika 15, 20, atau 25 tahun ke depan kita kehilangan generasi yang berkualitas karena kekurangan gizi pada saat ini, maka generasi kitalah yang patut dimintai pertanggungjawaban.
Oleh karena itu, saking pentingnya daging sapi ini dan hubungannya dengan pola konsumsi pangan dan kualitas SDM, maka jika ada yang berani main-main dan memainkan daging sapi, yakinlah bahwa dia adalah Yang Maha Sapi!
kalo saya lebih suka daging ayam mas jun, hehe
BalasHapuslama nih nggak bewe kemari kang :D
gimana nih kabarnya wonosalam?