Ad Code

Pangabatang, Permata Tersembunyi di Teluk Maumere


SIANG di akhir bulan november kemarin, kami singgah di salah satu pulau kecil dan menikmati makan siang di tengah pulau berpasir putih dan tak berpenghuni. Itu kami lakukan setelah dari pagi sampai tengah hari harus menyelam untuk memonitor dan mencari data terumbu karang di sekitar perairan Pulau Babi dan Pulau Kojadoi. 

Pulau Pangabatang, begitu namanyanya. Sebuah pulau mungil di tengah Teluk Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Meski mungil, pulau ini punya daya tarik luar biasa yang siap memikat siapa saja yang datang.

Begitu kami menginjakkan kaki di pantainya, pasir putih halus langsung menyambut dengan lembut. Laut di sekelilingnya memancarkan warna biru toska yang jernih—benar-benar pemandangan yang memanjakan mata. Angin semilir dan suara deburan ombak lembut menjadi irama yang menenangkan jiwa. Rasanya seperti sedang berada di dunia lain yang damai dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan.

Untuk mencapai Pulau Pangabatang, kita bisa menempuh perjalanan dengan perahu motor dari Pelabuhan Lorensay Maumere. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 60 menit, atau jika dari Nangahale, hanya butuh sekitar 45 menit. Selama di atas perahu, kita akan disuguhi panorama laut yang memesona, dengan latar gugusan pulau-pulau kecil yang indah. 

Kami sendiri tidak melakukan perjalanan khusus ke pulau ini. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami hanya singgah sejenek setelah diving di sekitar pulau Babi dan Pulai Kojadoi dan harus pulang ke arah Nangahale untuk melanjutkan perjalanan darat ke kota Maumere. Kebetulan kami meyewa perahu sendiri dari seorang nelayan yang sepanjang hari itu menemani kami. 

Pulau Pangabatang ini hanya seluas sekitar 700 meter persegi, tapi jangan salah, keindahan dan kekayaan alam yang ditawarkan sungguh luar biasa. Pangabatang membentuk semacam penghalang alami bagi arus laut yang masuk dan keluar dari Teluk Maumere. Akibatnya, perairan di sini sangat tenang dan cocok untuk snorkeling maupun diving. Bahkan, kawasan ini menjadi salah satu dari sedikit karang penghalang yang masih ada di Indonesia.

Begitu menyelam ke bawah permukaan lautnya, dunia baru langsung terbuka. Terumbu karangnya berwarna-warni, penuh kehidupan. Ikan-ikan cantik berenang bebas di antara karang meja yang besar, karang lunak, dan karang kecil yang tumbuh subur. Kadang-kadang, jika kita beruntung, kita bisa bertemu dengan pari elang atau bahkan hiu yang anggun melintas.

Namun, keindahan Pangabatang tak hadir begitu saja. Pulau ini menyimpan luka lama yang membekas. Pada tahun 1992, kawasan Teluk Maumere dihantam gempa bumi hebat yang disusul tsunami dahsyat. Pulau-pulau kecil termasuk Pangabatang tak luput dari bencana tersebut. Terumbu karang hancur, dan kehidupan laut rusak parah. Tapi alam punya cara untuk memulihkan diri. Kini, hampir 20 tahun , kehidupan bawah laut Pangabatang telah bangkit kembali, bahkan lebih indah dari sebelumnya. Dan kita hanya perlu mengeksplorasi, bukan mengeksploitasi. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code