Ad Code

Menilik Perdagangan Indonesia dan Israel

Sumber gambar: IStockphoto

BEBERAPA hari terakhir, gelombang penolakan terhadap Israel membuat drawing Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya digelar di Bali akhir Maret ini batal terlaksana. Terlepas dari tolak-menolak itu ada baiknya kita melihat sisi lain hubungan Indonesia dengan Israel. Benarkah kita benar-benar anti Israel sebagaimana kita benar-benar (pura-pura) mencintai Palestina? Setidaknya kita bisa menilik dari sisi perdagangan antara Indonesia dan Israel.

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Israel memang sangat terbatas karena tidak ada hubungan diplomatik di antara kedua negara. Bahkan pada 2018, Indonesia melarang impor produk dari Israel sebagai bagian dari kampanye boikot terhadap negara tersebut, meskipun boikotnya "hangat-hangat tai ayam".

Namun, meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal, beberapa perusahaan Indonesia terlibat dalam perdagangan dengan Israel melalui perusahaan-perusahaan pihak ketiga. Beberapa produk Israel, seperti teknologi pertanian dan medis, juga dijual ke Indonesia melalui negara-negara ketiga.

Pada 2021 misalnya, nilai perdagangan bilateral antara kedua negara tercatat sekitar 27,3 juta dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Israel senilai sekitar 18,8 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Israel senilai sekitar 8,5 juta dolar AS.

Selanjutanya menurut data Kementerian Perdagangan, pada 2022 total nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 185,6 juta, atau naik sekitar 14% dibanding tahun sebelumnya (yoy). Sedangkan total nilai impor dari Israel juga naik sekitar 80% (yoy) menjadi USD 47,8 juta.

Jika dilihat secara kumulatif, selama 5 tahun terakhir atau periode 2018-2022 nilai ekspor Indonesia ke Israel mengalami pertumbuhan sekitar 11%, sedangkan nilai impornya tumbuh 0,9%.

Barang-barang yang diekspor Indonesia ke Israel, seperti mesin dan peralatan listrik, lemak dan minyak hewani/nabati, pakan ternak, hingga furnitur. Sedangkan, barang yang diimpor Indonesia dari Israel antara lain mesin, peralatan mekanik, perkakas dari logam, serta senjata dan amunisi.

Meskipun perdagangan kedua negara menguat, Indonesia menolak hubungan diplomatik dengan Israel kendati potensi kerja sama ekonomi antara kedua negara cukup besar, terutama di bidang teknologi dan inovasi. Israel dikenal sebagai salah satu pusat inovasi dan teknologi terkemuka di dunia, sementara Indonesia memiliki pasar yang besar dan potensial untuk pengembangan teknologi.

Pada Agustus 2020 lalu, Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, mengumumkan bahwa Israel berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, dan teknologi. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan konkret  yang diambil oleh kedua negara untuk memulai hubungan perdagangan formal. Penyebabnya tentu saja hubungan politik dan isu-isu sensitif di antara kedua negara masih menjadi penghambat dalam memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code