Ad Code

Apa Dampak Meningkatnya Jumlah Uang Beredar Menjelang Lebaran?


MENGHADAPI bulan suci Ramadan yang penuh berkah, masyarakat Indonesia tidak hanya dipenuhi semangat untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi juga untuk bersiap-siap menyambut hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Salah satu persiapan utama yang dilakukan adalah menyiapkan segala kebutuhan untuk merayakan momen tersebut, mulai dari persiapan makanan hingga kebutuhan lainnya. Namun, salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan adalah persiapan finansial, terutama dalam menghadapi lonjakan jumlah uang beredar menjelang Lebaran.

Setiap tahun, menjelang Lebaran, terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah uang yang beredar di masyarakat. Fenomena ini terjadi karena adanya tradisi memberikan bonus atau THR (Tunjangan Hari Raya) dari perusahaan kepada karyawannya, serta adanya kebiasaan memberikan uang kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada yang lebih membutuhkan sebagai bentuk zakat atau sedekah. Lonjakan ini tidak hanya terjadi pada uang tunai, tetapi juga pada transaksi non-tunai, seperti penggunaan kartu kredit dan transfer digital. 

Per Januari 2024 lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa uang kartal yang beredar di masyarakat sebesar Rp 915,93 triliun atau meningkat 10,3 persen secara tahunan. Tentu jumlahnya lebih besar lagi peer April 2024 atau menjelang Lebaran ini. Di sisi lain, jumlah uang kartal di masyarakat yang beredar saat momentum Ramadan dan Lebaran 2023 masing-masing sebesar Rp 832,8 triliun dan Rp 895,71 triliun

Pun demikian, Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445, Bank Indonesia (BI) juga telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang rupiah pada momen Ramadan dan Lebaran 2024. Jumlah ULE yang disediakan ini meningkat 4,65 persen dibandingkan realisasi 2023 yang tercatat sebesar Rp 188,8 triliun. Dan sampai 2 April 2024 lalu, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa realisasi penukaran uang baru sudah mencapai Rp123,7 triliun atau setara dengan 62,62% dari total uang baru yang disediakan sebesar Rp197,6 triliun.

Lalu apa dampak dari peningkatan jumlah uang beredar ini? Dampak dari lonjakan jumlah uang beredar ini sangatlah signifikan, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Melalui transaksi belanja yang meningkat, sektor perdagangan dan industri makanan serta barang konsumsi lainnya menjadi salah satu yang paling diuntungkan. Peningkatan permintaan ini mendorong para produsen dan pedagang untuk meningkatkan produksi dan persediaan barang, sehingga secara tidak langsung juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan tingkat kerja dan pendapatan masyarakat.

Namun, di balik dampak positifnya, lonjakan jumlah uang beredar juga membawa beberapa dampak negatif. Salah satunya adalah potensi terjadinya inflasi. Ketika permintaan terhadap barang dan jasa meningkat secara tajam, sementara penawaran belum mampu mengimbangi, maka harga barang dan jasa cenderung naik. Hal ini bisa mengakibatkan tergerusnya daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak mendapatkan tambahan penghasilan menjelang Lebaran.

Tidak hanya itu, lonjakan jumlah uang beredar juga membawa risiko terhadap stabilitas keamanan. Menjelang Lebaran, banyak kasus pencurian dan penipuan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan uang tambahan. Selain itu, semakin tingginya transaksi non-tunai juga meningkatkan risiko keamanan data dan keuangan masyarakat, seperti pencurian identitas dan penipuan kartu kredit.

Oleh karena itu, bagi pemerintah dan lembaga terkait harus mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi lonjakan jumlah uang beredar menjelang Lebaran. Salah satunya adalah dengan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran uang, baik tunai maupun non-tunai, untuk mencegah terjadinya praktik ilegal. Selain itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga perlu ditingkatkan, agar mereka lebih waspada terhadap potensi risiko keamanan yang bisa terjadi.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu bijak dalam mengelola keuangan mereka menjelang Lebaran. Sebaiknya, uang yang diterima tidak hanya digunakan untuk keperluan konsumtif semata, tetapi juga untuk menabung atau investasi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang. Dengan demikian, lonjakan jumlah uang beredar menjelang Lebaran tidak hanya memberikan dampak positif secara ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code