Ad Code

Tips Mengubah Skripsi Menjadi Artikel Jurnal Ilmiah

BAGI banyak mahasiswa, menyelesaikan skripsi adalah pencapaian besar yang penuh perjuangan. Tapi sayangnya, setelah diujikan dan dinyatakan lulus, skripsi seringkali hanya menjadi dokumen yang tersimpan rapi di rak atau dalam folder laptop. Padahal, isi skripsi yang telah kita kerjakan dengan serius itu bisa dikembangkan menjadi artikel jurnal ilmiah yang bermanfaat bagi khalayak akademik yang lebih luas. Lantas, bagaimana caranya mengubah skripsi menjadi artikel jurnal ilmiah?

Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah memahami perbedaan antara skripsi dan artikel ilmiah. Skripsi biasanya panjang, lengkap, dan rinci, sedangkan artikel jurnal ilmiah lebih ringkas, langsung ke inti, dan ditulis untuk pembaca yang lebih luas. Jadi, tugas utama kita adalah menyederhanakan dan memfokuskan isi skripsi kita.

Kita bisa mulai dengan memilih bagian-bagian paling penting dari skripsi. Umumnya, yang diambil adalah satu fokus masalah atau temuan utama saja. Misalnya, jika skripsi kita membahas beberapa variabel, maka pilih satu hubungan antar variabel yang paling menarik untuk dijadikan artikel. Jangan mencoba memasukkan seluruh isi skripsi ke dalam artikel karena itu akan membuat tulisan terlalu padat dan membingungkan.

Selanjutnya, kita harus merombak struktur penulisan. Artikel ilmiah biasanya memiliki struktur IMRAD (Introduction, Method, Results, and Discussion). Pendahuluan dalam artikel ilmiah harus singkat tapi tajam—cukup beberapa paragraf yang menjelaskan latar belakang, tujuan, dan pentingnya penelitian. Metode ditulis singkat, cukup menjelaskan cara kita mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil dan pembahasan disatukan untuk menjelaskan temuan utama dan bagaimana temuan itu relevan terhadap teori atau penelitian sebelumnya.

Kita juga harus memperhatikan gaya bahasa. Dalam artikel ilmiah, bahasa yang digunakan cenderung lebih formal, objektif, dan efisien. Hindari pengulangan dan penjelasan yang terlalu panjang seperti dalam skripsi. Gunakan kutipan yang relevan dan update agar artikel kita terasa segar secara akademik.

Setelah artikel selesai ditulis, kita perlu memilih jurnal yang sesuai. Setiap jurnal memiliki fokus dan ketentuan yang berbeda, baik dari sisi topik, jumlah kata, hingga format penulisan. Kita harus membaca panduan penulis atau author guidelines dari jurnal yang dituju dan menyesuaikan artikel kita dengan ketentuan tersebut.

Jika jurnal yang kita tuju bereputasi, jangan heran jika artikel kita dikembalikan untuk diperbaiki atau bahkan ditolak. Jangan patah semangat. Penolakan adalah bagian dari proses akademik. Kita bisa menggunakan komentar dari reviewer untuk memperbaiki kualitas tulisan dan mencoba mengirimkannya lagi, bahkan ke jurnal yang berbeda.

Mengubah skripsi menjadi artikel jurnal ilmiah tidak hanya membuat hasil kerja keras kita lebih bermakna, tapi juga membuka peluang bagi kita untuk dikenal di dunia akademik. Apalagi jika kita bercita-cita melanjutkan studi atau bekerja sebagai peneliti, memiliki artikel yang dipublikasikan tentu menjadi nilai tambah. Tidak ada yang sia-sia dari proses panjang itu—tinggal bagaimana kita melanjutkannya ke langkah berikutnya. 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code