Pertanyaan itu penting, sebab yang menjadi jantung kehidupan ekonomi kita bukan hanya stabilitas keuangan, melainkan juga sektor riil, seperti pabrik yang beroperasi, toko yang menjual barang, petani yang menanam, pedagang yang berdagang, dan tenaga kerja yang bisa membawa pulang gaji. Tanpa denyut sehat sektor riil, sebanyak apa pun likuiditas yang digelontorkan hanya akan berputar di lantai bursa atau perbankan, tanpa menyentuh dapur rumah tangga.
Mari kita lihat fakta yang ada. Data terbaru menunjukkan penjualan kendaraan turun cukup tajam pada semester pertama 2025, baik di level grosir maupun eceran. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pun terjebak di zona kontraksi selama kuartal kedua tahun ini. Belum lagi arus investasi asing langsung yang menyusut, dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik global dan meningkatnya proteksionisme. Semua ini menandakan bahwa mesin produksi kita sedang melambat.
Di sisi lain, konsumsi rumah tangga sebagai penopang terbesar PDB juga melemah. Inflasi meningkat, pemutusan hubungan kerja naik lebih dari 30% dalam paruh pertama 2025, dan daya beli masyarakat makin tertekan. Kondisi semacam ini jelas tidak bisa diatasi hanya dengan menambah pasokan dana di bank. Masalah kita bukan kekurangan likuiditas, melainkan lemahnya permintaan dan terbatasnya kepercayaan dunia usaha untuk ekspansi.
Jika pemerintah hanya fokus pada sisi fiskal yang sifatnya jangka pendek, kita berisiko terjebak dalam paradoks, yaitu uang beredar melimpah, tetapi konsumsi tetap lesu. Lebih jauh, injeksi likuiditas yang berlebihan bisa menimbulkan ketidakseimbangan di pasar keuangan, menciptakan distorsi baru tanpa menyentuh persoalan mendasar.
Apa yang seharusnya kita lakukan? Jalan keluarnya adalah mendorong reformasi sektor riil. Ini berarti memperbaiki iklim investasi, memangkas regulasi yang rumit, menjamin kepastian hukum, serta memberikan ruang usaha yang lebih kondusif. Dengan begitu, pelaku usaha punya keyakinan untuk membuka pabrik baru, memperluas produksi, dan merekrut tenaga kerja.
Selain itu, kita perlu mengembalikan daya beli masyarakat. Tidak ada gunanya mendorong produksi bila konsumen tidak punya cukup uang untuk membeli. Stimulus fiskal yang menyasar kelompok berpendapatan rendah, misalnya lewat bantuan sosial yang tepat sasaran atau subsidi langsung bagi kebutuhan pokok, dapat menjadi bantalan penting. Jika rumah tangga kembali percaya diri membelanjakan uangnya, roda konsumsi akan berputar dan memberi energi pada sektor produksi.
Kita pun perlu sadar bahwa kebijakan paket stimulus bersifat sementara. Begitu intervensi dihentikan, dampaknya cepat menguap. Masalah fundamental seperti stagnasi pendapatan riil dan terbatasnya penciptaan lapangan kerja berkualitas tetap akan menghantui. Itulah mengapa perbaikan distribusi pendapatan dan penciptaan pekerjaan yang layak harus ditempatkan sebagai agenda utama.
Reformasi struktural memang tidak instan. Ia membutuhkan konsistensi, keberanian, dan kesabaran. Tetapi tanpa itu, kita hanya akan berkutat pada solusi tambal sulam yang menenangkan sementara, tanpa menyembuhkan. Jika pemerintah berani menempuh reformasi sektor riil secara serius, kita tidak hanya menyelamatkan ekonomi dari stagnasi jangka pendek, tetapi juga meletakkan fondasi yang lebih kokoh untuk masa depan.
Kita harus menyadari bahwa persoalan ekonomi bukan sekadar angka pertumbuhan atau besarnya APBN yang digelontorkan, melainkan bagaimana kehidupan nyata rakyat bisa lebih baik: apakah mereka punya pekerjaan yang layak, apakah daya beli membaik, apakah dunia usaha berani mengambil risiko untuk tumbuh. Tanpa jawaban atas pertanyaan itu, setiap stimulus hanya akan seperti kembang api, bercahaya sesaat lalu redup kembali.
Maka, mari kita dorong agar kebijakan fiskal berjalan beriringan dengan reformasi sektor riil. Keduanya bukan pilihan yang saling menggantikan, tetapi pasangan yang saling melengkapi. Hanya dengan kombinasi inilah kita bisa menghidupkan kembali mesin ekonomi Indonesia yang sempat tersendat, sekaligus memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!