Ad Code

Menulis Opini, Menyuarakan Akal Sehat

Menulis opini [Foto: tempoinstitut.com]

MENULIS opini di media bukan cuma urusan akademisi atau pakar. Siapa pun di antara kita bisa ikut berpendapat, asal punya kepedulian dan kemampuan merangkai gagasan dengan jernih. Di tengah derasnya informasi yang berseliweran tiap detik, tulisan opini menjadi salah satu cara paling elegan untuk menyuarakan akal sehat.

Sekarang ini, hampir semua orang terhubung dengan dunia digital. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025 menunjukkan, 94,3 persen penduduk Indonesia sudah online, dan sebagian besar mengonsumsi berita lewat media daring serta media sosial. Sayangnya, riset Kominfo juga menyebutkan sekitar 38 persen pengguna masih sulit membedakan antara fakta dan opini pribadi. Maka, peran tulisan opini menjadi penting: menuntun kita berpikir lebih kritis, tidak mudah termakan hoaks, dan berani berdialog secara sehat.

Sementara itu, kunci utama tulisan opini yang bagus adalah aktualitas, sudut pandang tajam, dan rujukan yang kuat. Artinya, kita tak bisa menulis asal-asalan. Opini yang baik berangkat dari pengamatan nyata, data terpercaya, dan pengalaman yang relevan. Dengan begitu, tulisan kita bisa dipercaya dan berdampak.

Sekarang peluangnya justru makin terbuka. Media cetak dan online menyediakan ruang bagi siapa saja yang punya ide segar. Banyak redaksi menunggu tulisan dari masyarakat yang peduli isu sosial, pendidikan, pertanian, atau lingkungan. Asal gaya bahasa komunikatif dan substansinya kuat, tulisan kita punya peluang besar dimuat.

Namun, tentu saja kualitas tetap nomor satu. Opini yang menarik bukan yang paling keras, tapi yang paling jelas dan bernas. Kita bisa mengkritik, tapi dengan data. Kita bisa berbeda pendapat, tapi tetap santun. Inilah esensi menulis opini—mengajak berpikir, bukan menyerang.

Menulis juga melatih disiplin berpikir. Ketika kita menulis, kita belajar menata gagasan, menimbang fakta, dan menyusun argumen logis. Dari kebiasaan itu, tumbuhlah budaya dialog dan nalar sehat dalam masyarakat. Bukankah bangsa yang maju selalu dibangun dari masyarakat yang gemar membaca dan menulis?

Karena itu, mari kita tidak hanya jadi penonton berita. Jadilah bagian dari percakapan publik. Ambil pena, mesin ketik atau buka laptop, dan menuliskan gagasan kita. Siapa tahu, opini sederhana dari kita justru mampu menggugah banyak orang untuk berubah.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code